The Definitive Guide to Timor
The Definitive Guide to Timor
Blog Article
Perbukitan yang jarang dihiasi dengan pohon-pohon besar. Tetapi rumput yang hijau terbentang di setiap sudut. Menghasilkan tampilan yang lebih menonjolkan bentuk bukit di sekitarnya.
Perhiasaan lainnya yang digunakan oleh kaum wanita adalah gelang (kalar) yang dibuat dari gading dan perak. Penggunaannya tergantung peristiwa dan upacara adat, namun jumlah kalar gading dan perak biasanya genap. Seperti dua gading dan dua perak di setiap tangan.
Traveler akan menikmati penorama pulau-pulau kecil dikelilingi pasir putih, serta berjumpa warga yang mengangkut hasil panen rumput laut menggunakan perahu motor.
Biasanya, para wanita memakai baju Amarasi dalam perayaan besar. Tak hanya itu saja, para wanita suku Dawan menambahkan beberapa macam aksesoris seperti tusuk konde yang berhiaskan emas, sepasang gelang berbentuk kepala ular dan sisir emas.
Pantai Tiang Bendera memang merupakan salah satu tempat andalan terbaik untuk menikmati matahari terbenam (sunset) di Pulau Rote. Menjelang sore hari, pantai ini nampak dikunjungi oleh pemuda dan pemudi setempat yang hendak menyaksikan keindahan matahari terbenam. Di pesisir pasir pantainya juga nampak beberapa lopo-lopo (semacam bale-bale/ gazebo yang digunakan untuk bersantai) serta beberapa fasilitas lainnya yang sudah dibangun oleh pemerintah setempat.
Contohnya seperti kain Songke dengan motif wela kaleng. Motif ini melambangkan ketergantungan manusia dengan alam. Ada juga kain Songke bermotif Ranggong yang melambangkan kerja keras serta kejujuran. Lalu ada motif Su’i yang melambangkan bahwa segala sesuatu memiliki batasannya.
Ada ahli yang beranggapan bahwa penduduk Rote sebelumnya bermigrasi dari Pulau Seram di Rote Maluku. Menurut sejarah, ada seorang Portugis pada abad ke 15 yang mendaratkan perahunya di suatu pulau, kemudian ia bertanya kepada seorang nelayan mengenai nama dari pulau tersebut.
Pantai ini juga dikelilingi pohon pinus yang cantik. Belum ada masyarakat sekitar yang berjualan ditempat ini sehingga disarankan untuk membawa bekal sendiri.
Meskipun keberadaan Pantai Nembrala mampu menarik para pelancong baik dari dalam maupun luar negeri, namun fasilitas penunjang wisata masih terlihat cukup minim untuk sebuah destinasi wisata bertaraf internasional.
Karena belum banyak dikunjungi orang, pantai ini masih belum tercemar. Padahal, ombak di pantai ini tidak besar sehingga nyaman untuk berenang. Masuk ke dalam desa, Anda bisa melihat sebuah perkampungan yang dipenuhi dengan jemuran rumput laut.
Jika hendak ke Telaga Nirwana, pengunjung bisa menyewa sampan milik nelayan di bibir pantai Buedale dan bertolak dengan mendayung sampan tersebut sekitar two hundred meter, hanya butuh waktu kurang lebih 10 menit sudah sampai di tempat.
Maka dari itu, menjelang sore hari pantai ini cukup ramai pengunjung yang hendak menghabiskan momen bersama psangan maupun keluarga.
Indahnya sunset di pulau paling selatan nusantara ini, telah menjadi incaran para wisatawan asing. Bahkan warga lokal pun tak bosan datang.
Hampir seluruh penduduk Oeseli berprofesi sebagai petani rumput laut. Selain itu, warga Oeseli juga membuat air gula. Untuk mencapainya, Anda bisa berangkat dari Nerembala menggunakan mobil. Jarak yang harus dilalui adalah sekitar 20 kilometer, dengan waktu tempuh satu jam.